Paku di pagar (Nail In The Fence)


Dahulu ada seorang gadis kecil yang berwatak buruk. Ibu gadis itu memberinya sekantung paku dan memerintahkannya untuk menancapkan paku itu pada bagian belakang pagar setiap kali ia marah.
Pada hari pertama gadis kecil itu menancapkan 37 paku ke pagar . namun, beberapa meinggu berikutnya karena ia mulai bias mengendalikan dirinya jumlah paku yang ia tancapkan ke pagar semakin berkurang. Ia juga menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah daripada menancapkan  paku ke pagar.
Akhirnya, tibalah saat dimana gadis itu biisa menguasai dirinya dab tidak pernah marah lagi. Ia lalu menceritakan hal ini kepada ibunya. Ibunya menyarankan agar ia sekarang mencabut paku dari pagar stiap kali ia bias menguasai amarahnya.
Setelah lewat beberapa hari, gadis itu melapor kepada ibunya bahwa paku-paku yang tertancap di pagar telah tercabut semua. Sang ibu kemudian menggandeng tangan anaknya ke pagar, lalu berkata, “kau sekarang telah berperilakau baik, Nak, tapi lihat lubang-lubang di pagar itu. Pagar itu tidak akan pernah sama seperti dahulu. Sewaktu kau marah-marah, kata-kata yang kau ucapkan menyebabkan luka persis seperti lubang-llubang di pagar ini.”
Kau dapat menusukkan pisau ke tubuh seseorang lalu mencabutnya. Tak jadi masalah berapa banyak kau berkata : maafkan aku, tapi luka itu akan tetap ada di situ. Luka yang diakibatkan lisanmu sepedih luka tusukan itu.
Sesungguhnya, teman adalah mutiara yang sangat berharga. Mereka membuatmu tersenyu, mendorongmu agar sukses, mendegarkan keluh kesahmu, mengucapkan pujian untukmu, dan selalu berlapang dada terhadapmu


*****
Kau adalah sahabatku, dan aku merasa terhormat memiliki teman sepertimu. Tolong maafkan aku, bila aku pernah meninggalkan  lubang di pagar hatimu. (Unknown Author)

Dikutip dari :
Buku : Hikmah Dari Seberang
(dengan beberapa terjemahan).

Paku di pagar (Nail In The Fence)

Paku di pagar (Nail In The Fence) ditulis oleh
10/10 based on 10 ratings from 10 reviewers

0 comments:

Post a Comment